Sederhana Belajar
Jumat, 30 Agustus 2019
Selasa, 14 Februari 2017
Kamis, 10 November 2016
Proposal Usaha Budidaya Ternak Telur Puyuh
PRAKARYA dan KEWIRAUSAHAAN
Yang
dibimbing oleh : Bp. Sarwanto

Disusun oleh :
Mila Kusuma Wardani
27
XII
AKUNTANSI 3
Tahun Pelajaran
2016/2017
XII AKUNTANSI 3 / SMK N
1 SRAGEN
Sesuai kurikulum yang
berlaku (Kurikulum 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mencari pekerjaan dimasa
sekarang ini merupakan hal yang cukup sulit. Banyak sekali calon pekerja yang
berkeinginan untuk bekerja di instansi pemerintahan atau swasta,tetapi lapangan
pekerjaan saat ini sangat terbatas, hal ini menyebabkan jumlah pengangguran
semakin banyak. Dilihat dari segi ekonomi individual tentu saja masalah
pengangguran itu sangat merugikan karena manusia mempunyai kebutuhan yang tidak
terbatas. Oleh karena itu sebagai calon tenaga kerja, kita harus mampu berpikir
kreatif dan inovatif yang mampu membaca peluang serta pandai memanfaatkannya
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan tidak terfokus hanya pada satu jenis
pekerjaan saja.
Wirausaha merupakan
salah satu usaha untuk mengatasi meningkatnya jumlah pengangguran. Selain
menguntungkan dari segi ekonomi, sebagaian besar kegiatan wirausaha juga sangat
membantu usaha-usaha dalam memenuhi kebutuhan masyarakat banyak, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Salah satu usaha yang
mudah dikembangkan yaitu pemeliharaan burung puyuh, karena banyak orang yang
membutuhkannya. Sebahagian masyarakat pedesaan mengenal puyuh sebagai burung
yang banyak bertebaran di ladang dan di persawahan. Burung kecil yang enggan
terbang ini, sering dijadikan buruan sebagai tambahan protein hewani yang
murah. Berbeda dengan masyarakat di pedesaan, masyarakat perkotaan jarang
mengenal burung puyuh. Kebanyakan dari mereka hanya mengenal telur puyuh yang
dijajakan sebagai cemilan atau untuk campuran susu. Telur puyuh juga banyak
dikenal dimasyarakat karena banyak dijual oleh pedagang asongan di bus,
terminal, warung, dan perempatan lampu merah di kota. Sebagai contoh di
wilayah Kotamadya Tebing Tinggi dan sekitarnya banyak telur puyuh, daging puyuh
goreng yang telah dijual oleh pedagang.
Puyuh sebagai salah satu
ternak unggas, cocok diusahakan sebagai usaha sambilan maupun komersial sebab,
telur dan dagingnya semakin popular dan dibutuhkan sebagai salah satu sumber
protein hewani yang cukup penting.
Dewasa ini banyak
penggemar jamu tradisional memilih telur puyuh untuk campuran jamu. Para ibu
menggunakan telur dan daging puyuh dalam menu makanan keluarga mereka, terutama
untuk balita dan anak dalam masa pertumbuhan. Namun, tidak sedikit pula orang
dewasa membiasakan diri mengkonsumsi daging dan telur puyuh sebagai usaha
menjaga kesehatan tubuh. Hal ini mendorong beternak puyuh semangkin popular dan
banyak penggemarnya. Demikian pula penulis, tertarik untuk merencanakan
wirausaha beternak puyuh yang akan diwujudkan nantinya.
B. Perumusan Masalah
Prospek Usaha beternak
burung puyuh di Tebing Tinggi masih mempunyai peluang yang cukup besar, dilihat
dari tingkat pemanfaatan potensi pemeliharaan serta kemungkinannya dikirim ke
luar daerah. Tetapi, usaha beternak puyuh belum sepenuhnya memenuhi standar
beternak puyuh yang tepat.
Bila dilihat dari nilai
ekonomisnya, yaitu apabila diperoleh anak burung puyuh yang sehat, maka dalam
proses pemeliharaannya akan lebih mudah, sehingga apabila burung puyuh tersebut
sudah besar maka dapat dijual dengan harga yang tinggi dan akan berpengaruh
dalam pendapatan usaha beternak burung puyuh tersebut. Oleh karena itu kualitas
anak burung puyuh sangat menentukan untuk mendapat tujuan yang diharapkan.
C. Tujuan Program
Tujuan dari
kegiatan wirausaha beternak puyuh ini, adalah:
Dapat melakukan wirausaha beternak burung puyuh dengan baik
dan memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan masyarakat, seperti
ü Dapat memenuhi pasokan
telur dan daging burung puyuh sesuai dengan kebutuhan.
ü Bulunya sebagai bahan
aneka kerajinan atau perabot rumah tangga lainnya
ü Kotorannya sebagai pupuk
kandang ataupun kompos yang baik dapat digunakan sebagai pupuk tanaman.
ü Dapat menjalankan
kelangsungan usaha semestinya dan mengembangkannya.
ü Dengan usaha ini
diharapkan dapat memberikan pengalaman dan menambah pendapatan penulis.
BAB II
RENCANA WIRAUSAHA BETERNAK BURUNG PUYUH
A. LOKASI WIRAUSAHA BETERNAK PUYUH
Lokasi wirausaha yang akan dibangun adalah :
Tempat : Di Desa
Sidiangkat (Sidikalang).
Areal :
Ladang milik penulis.
Alasan :
Tempatnya begitu nyaman untuk usaha beternak puyuh dan tidak mengganggu
lingkungan pemukiman masyarakat setempat. Selain itu, transportasi juga lancar,
jadi mempermudah pemasaran produk kepada pelanggan.
B. Jadwal Kegiatan
program
Wirausaha beternak burung puyuh akan dilaksanakan pada tahun 2012
mendatang. Dengan berbagai pertimbangangan yang berkaitan langsung dengan
penulis.
C. Metode Pelaksanaan Program
Berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai, maka dalam kegiatan
ini dibutuhkan tahapan-tahapan penyelesaian pada usaha kecil, sasaran secara
operasional adalah sebagai berikut :
a)
Penyiapan Sarana dan Peralatan
1.
Perkandangan
Dalam sistem perkandangan yang perlu diperhatikan adalah
temperatur kandang yang ideal atau normal berkisar 20-25 derajat C;
kelembaban kandang berkisar 30-80%; penerangan kandang pada siang hari cukup
25-40 watt, sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku untuk cuaca
mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya diatur agar sinar matahari
pagi dapat masuk kedalam kandang.
Model kandang puyuh ada 2 (dua) macam yang biasa diterapkan yaitu sistem
litter (lantai sekam) dan sistem sangkar (batere). Ukuran kandang untuk 1 m2
dapat diisi 90-100 ekor anak puyuh, selanjuntnya menjadi 60 ekor untuk umur 10
hari sampai lepas masa anakan. Terakhir menjadi 40 ekor/m2 sampai masa
bertelur.
Adapun kandang yang biasa digunakan dalam budidaya burung puyuh,
adalah:
a.
Kandang untuk induk pembibitan
Kandang ini berpegaruh langsung terhadap produktifitas dan
kemampuan menghasilkan telur yang berkualitas. Besar atau ukuran kandang yang
akan digunakan harus sesuai dengan jumlah puyuh yang akan dipelihara. Idealnya
satu ekor puyuh dewasa membutuhkan luas kandang 200 m2.
b.
Kandang untuk induk petelur
Kandang ini berfungsi sebagai kandang untuk induk pembibit.
Kandang ini mempunyai bentuk, ukuran, dan keperluan peralatan yang sama.
Kepadatan kandang lebih besar tetapi bisa juga sama.
c.
Kandang untuk anak puyuh/umur stater (kandang indukan)
Kandang ini merupakan kandang bagi anak puyuh pada umur starter,
yaitu mulai umur satu hari sampai dengan dua sampai tiga minggu. Kandang ini
berfungsi untuk menjaga agar anak puyuh yang masih memerlukan pemanasan itu
tetap terlindung dan mendapat panas yang sesuai dengan kebutuhan. Kandang ini
perlu dilengkapi alat pemanas. Biasanya ukuran yang sering digunakan adalah
lebar 100 cm, panjang100 cm, tinggi 40 cm, dan tinggi kaki 50 cm. (cukup memuat
90-100 ekor anak puyuh).
d.
Kandang untuk puyuh umur grower (3-6 minggu) dan layer (lebih dari
minggu)
Bentuk, ukuran maupun peralatannya sama dengan kandang untuk induk
petelur. Alas kandang biasanya berupa kawat ram.
e.
Peralatan
Perlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat
bertelur, lampu dan tempat obat-obatan.
b)
Penyiapan Bibit
Yang perlu sebelum memulai usaha beternak puyuh, adalah memahami 3
(tiga) unsur produksi usaha perternakan yaitu bibit/pembibitan, pakan (ransum)
dan pengelolaan usaha peternakan.
Pemilihan bibit burung puyuh disesuaikan dengan tujuan
pemeliharaan, ada 3 (tiga) macam tujuan pemeliharaan burung puyuh, yaitu:
a.
Untuk produksi telur konsumsi, dipilih bibit puyuh jenis ketam
betina yang sehat atau bebas dari kerier penyakit.
b.
Untuk produksi daging puyuh, dipilih bibit puyuh jantan dan puyuh
petelur afkiran.
c.
Untuk pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih bibit puyuh
betina yang baik produksi telurnya dan puyuh jantan yang sehat yang siap
membuahi puyuh betina agar dapat menjamin telur tetas yang baik.
c)
Pemeliharaan
1.
Sanitasi dan Tindakan Preventif
Untuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh
kebersihan lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan
sedini mungkin.
2.
Pengontrolan Penyakit
Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada
tanda-tanda yang kurang sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan
sesuai dengan petunjuk dokter hewan atau dinas peternakan setempat atau
petunjuk dari Poultry Shoup.
3.
Pemberian Pakan
Ransum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari
beberapa bentuk, yaitu: bentuk pallet, remah-remah dan tepung. Karena puyuh
yang suka usil mematuk temannya akan mempunyai kesibukan dengan mematuk- matuk
pakannya. Pemberian ransum puyuh anakan diberikan 2 (dua) kali sehari pagi dan
siang. Sedangkan puyu remaja/dewasa diberikan ransum hanya satu kali sehari
yaitu di pagi hari. Untuk pemberian minum pada anak puyuh pada bibitan
terus-menerus.
4.
Pemberian Vaksinasi dan Obat
Pada umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi dengan dosis separo dari
dosis untuk ayam. Vaksin dapat diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau
air minum (peroral). Pemberian obat segera dilakukan apabila puyuh terlihat
gejala-gejala sakit dengan meminta bantuan petunjuk dari PPL setempat ataupun
dari toko peternakan (Poultry Shoup), yang ada di dekat Anda beternak puyuh.
d)
Pengangkutan
Setiap pembelian dan penjualan ternak burung puyuh menggunakan
jasa pengabkutan milik usaha. Hal ini, dilakukan untuk mempercepat proses
pengangkutan dan menghindari berbagai macam kendala lainnya. Direncanakan alat
pengangkutan untuk wirausaha beternak puyuh adalah sepeda motor dan mobil.
Sepeda motor untuk pengangkutan produk dalam jumlah yang sedikit, sedangkan
mobil untuk jumlah yang banyak dan lokasi yang cukup jauh.
e)
Usaha Bersaing
Usaha yang direncanakan oleh penulis untuk dapat bersaing dengan
wirausaha beternak puyuh yang lain adalah dengan meningkatkan pelayan terhadap
para konsuman. Diantaranya dengan memberikan bonus pembelian burung puyuh pada
konsumen berupa barang maupun jasa, memberikan bingkisan Hari Raya dan Tahun
Baru pada pelanggan atau patner wirausaha sebagai wujud terimakasih terhadap
kepercayaannya, dan laian - lain.
f)
Luaran yang Diharapkan
Setelah kegiatan ini dilaksanakan diharapkan akan diperoleh suatu
hasil produksi yang lebih bagus dari usaha tersebut dimana konsumen puas
dengan produk yang ditawarkan. Masyarakat lebih mengenal dan dapat
memberdayakan manfaat burung puyuh, karena dapat memberikan manfaat besar
bagi masyarakat dan dapat meningkatkan produksi beternak puyuh ke arah yang
lebih maju.
Dari segi pemanfaatan, usaha ini dapat menambah wawasan dari
masyarakat dan mahasiswa, bahwa pemeliharaan burung puyuh dengan baik dan
teliti dapat meningkatkan pendapatan usaha kecil – kecilan, yang selanjutnya
usaha ini dapat mengurangi angka penganguran di Indonesia karena
banyak perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap
karyawannya.
D. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
Untuk dapat menjalankan kegiatan wirausaha beternak puyuh ini
diperlukan biaya atau sejumlah taksasi dana (modal). Setelah melihat
langkah-langkah dalam konsep dasar berusaha dan memperkirakan sejumlah taksasi
dana yang akan diperlukan, maka wirausaha beternak puyuh dapat dimulai dengan
kalkulasi anggaran biaya sebagai berikut :
1.
Investasi Sarana
Kandang ukuran 9 x 0,6 x 1,9 m
(1 jalur + tempat makan dan minum)
Rp. 2.320.000,-
Kandang besar Rp.
1.450.000,-
Alat/perlengkapan kandang Rp 1.000.000,- +
Total Biaya Sarana Rp.
4.770.000,-
2.
Biaya Operasional
Bibit puyuh umur 1 bulan
2000 ekor : Rp.
2.000.000,-
Pakan 100 kg per hari x 150 hari x Rp 1500 / kg : Rp 22.500.000,-
Obat dan vaksin :
Rp. 3.500.000,-
Listrik x 12 bulan :
Rp. 500.000,-
Biaya pengangkutan + perawatan :
Rp 5.000.000,-
Gaji Karyawan @Rp 1.500.000,- x 12 bulan :
Rp 18.000.000,- +
Total Biaya Operasional :
Rp 50.500.000,-
3.
Biaya Penjualan
Hasil telur (0,5 bulan) 195 x 1373 x Rp 300,- Rp. 80.320.500,-
Hasil puyuh afkir 1615 ekor @ Rp 1000,- Rp. 1.615.000,-
Hasil jantan afkir 71 ekor @ Rp 1000,- Rp. 71.000,-
Hasil jantan afkir (2 bln) 214 ekor @ Rp 1000,- Rp. 214.000,- +
Total Biaya Penjualan
Rp. 82.211.500,-
4.
Keuntungan Usaha
Pemasukan per tahun Rp
82.211.500,-
Pengeluaran per tahun Rp 55.270.000,- -
Total Keuntungan per tahun Rp
26.941.500,-
BAB III
PENUTUP
Penulis berharap tulisan
proposal ini dapat diwujudkan nantinya serta dapat memberikan manfaat bagi
pembaca lainnya guna menambah pengetahuan tentang beternak burung puyuh.
Penulis juga mengakui
banyak kekurangan dalam pembuatan proposal ini. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan masukan dari pembaca, guna unutuk perbaikan ke depan.
Penulis juga mengucapkan
banyak terimakasih kepada bapak yang mengajarkan Kewirausahaan, karena telah
membantu mahasiswa untuk memiliki atau memikirkan suatu prospek usaha ke depan
yang mampu diciptakan mahasiswa itu sendiri serta teman-teman yang telah
membantu penulis dalam membuat proposal ini.
DAFTAR PUSTAKA
Beternak burung puyuh,
1981. Nugroho, Drh. Mayen 1 bk. Dosen umum Ternak Unggas Fakultas Kedokteran
Hewan dan Peternakan, Universitas Udayana.
Puyuh, Tatalaksana
Budidaya secara komersil, 1992. Elly Listyowati, Ir. Kinanti Rospitasari,
Penebar Swadaya, Jakarta.
Memelihara burung puyuh,
1985. Muhammad Rasyaf, Ir. Penerbit Kanisius (Anggota KAPPI), Yogyakarta.
Beternak burung puyuh
dan Pemeliharaan secara komersil, tahun1985. Wahyuning Dyah Evitadewi dkk.
Penerbit Aneka Ilmu Semarang
Jumat, 04 November 2016
Makalah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Makalah Sejarah
Indonesia
Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, Pembentukan Pemerintahan Pertama Republik Indonesia,
serta Peran Tokoh Proklamator dalam Proklamasi

Disusun Oleh :
1. Hastuti Dwi Purwoningrum (01)
2. Indah Istiyana (09)
3. Mila Kusuma Wardani (27)
4. Mahmudah (22)
5. Nodia Gustri Sommahidah (31)
XI Akuntansi 3
. SMK N 1 SRAGEN
Tahun Ajaran
2015/2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
segala puji hanya bagi Alloh Tuhan Seraya Alam, yang telah memberi kemudahan
bagi penulis dalam menyelesaikan tugas ini.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu terselesaikanya
makalah ini.
Makalah ini
berjudul proklamasi kemerdekaan Indonesia yang berisi tentang awal mula
kemerdekaan terjadi hingga peristiwa penting didalamnya.
Penulis
menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, karena hanya Allah yang maha
sempurna, meski penulis telah mengeluarkan seluruh kemampuan.
Penulis
mengharapkan saran juga kritik dari pembaca agar lebih baik dimasa datang.
Semoga makalah
ini bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
………………………………………………………………………… 1
Daftar Isi
……………………………………………………………………………….. 2
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang & Tujuan
……………………………………………………………..... 3
BAB II Pembahasan
1. Persiapan
Menjelang Proklamasi
a.
Peristiwa Rengasdengklok ……………………………………………….… 4
Peristiwa Penting Disekitar Proklamasi
…………………………………… 4
Penyusunan Teks Proklamasi ……………………………………………… 6
Detik-detik Proklamasi …………………………………………………….. 7
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
………………………………. 9
b.
Peranan BPUPKI dan PPKI dalam Kemerdekaan Indonesia
……………... 10
Pembentukan BPUPKI ……………………………………………………. 10
Pembentukan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia ............................ 11
Pengesahan UUD 1945
.................................................................................
13
c.
Garis Waktu Peristiwa Menjelang Proklamasi
……………………………. 17
2. Tokoh-tokoh
Penting Sekitar Proklamasi ……………………………………... 19
BAB III Penutup
………………………………………………………………………. 23
Daftar Pustaka
…………………………………………………………………………. 24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Proklamasi adalah sebuah
pemberitahuan resmi kepada seluruh rakyat. Pemberitahuan kemerdekaan Indonesia
pada 17 Agustus 1945, menandakan suatu ketetapan kebebasan bagi seluruh rakyat
Indonesia dari belenggu penjajahan proklamasi kemerdekaan Indonesia menunjukkan
keberanian dan sikap bangsa Indonesia menunjukan keberanian dan sikap bangsa
Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri.
Awalnya
terdapat perbedaan sikap antara golongan tua dan gologan muda. Golongan tua
tidak mempersoalkan jika kemerdekaan adalah pemberian Jepang, lain halnya
dengan golongan muda yang mengagungkan kemerdekaan Indonesia sebagai hasil
perjuangan sendiri.
Perbedaan itu
membuat para perjuangan nasionalis Indonesia bekerja keras. Proklamasi bukan
berarti perjuangan selesai, masih ada perjuangann yang lebih berat lagi,
menanti yaitu perjuangan mempertahankan kemerdekaan itu sendiri.
1.2.
Tujuan
Mengetahui
lebih dalam tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Persiapan
Menjelang Proklamasi
1.
Peristiwa
Rengasdengklok
a. Peristiwa Penting
Disekitar Proklamasi
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa bersejarah bagi
bangsa Indonesia. Peristiwa ini terjadi sehari sebelum kemerdekaan. Peristiwa
ini terjadi karena pertentangan antara golongan muda dan golongan tua dalam
menentukan waktu diproklamasikannya kemerdenaan Negara Republik Indonesia.
Golongan muda yang tergabung dalam Angkata Muda Indonesia yang dipimpin oleh
Chaerul Saleh telah mengetahui menyerahnya Jepang tanpa syarat kepada Sekutu
pada 14 Agustus 1945 mereka mengetahui kekalahan Jepang melalui siaran rasio
BBC di Bandung dan 15 Agustus. Kemudian mereka mengadakan pertemuan, dan hasil
pertemuan itu adalah Indonesia harus segera memproklamasikan kemerdekaanya.
Mereka berpendapat bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa termasuk
Indonesia, tanpa bergantung kepada bangsa dan negara manapun.
Pada hari yang sama Sokarno dan Moh. Hatta kembali ke
tanah air setelah memenuhi panggilan Panglima Mandala Asia Tenggara Marsekl
Terauchi di Saigon, Vietnam. Golongan tua yang dipimpin oleh Soekarno dan Hatta
lebih memilih melihat perkembangan selanjutnya, karena proklamasi kemerdekaan
harus terorganisasi dan melalui rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945 seperti yang
telah disepakati dalam pertemuan di Saigon. Pendapat itu tidak ditanggapi oleh
golongan muda. Mereka tetap pada prinsipnya, sehingga terjadi perbedaan paham
antara golongan tua dan golongan muda. Golongan muda memutuskan untuk
mengamankan Soekarno dan Hatta ke Luar kota, yakni ke Rengasdengklok sebelah
timur Jakarta. Diungsikannya kedua tokoh ini leh golongan muda bertujuan untuk
menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang.
Golongan muda tetap memaksa kepada kedua tokoh itu untuk
melaksanakan proklamasi kemerdekaan tanpa campur tangan Jepang dan sesegera
mungkin dikumandangkan. Namun, usaha para golongan muda ini tidak berhasil.
Kedua tokoh itu teap pada pendiriannya. Shodanco Singgih yang berada di pihak
golongan muda berbicara dengan Soekarno. Akhirnya Soekarno bersedia untuk
memproklamasikan kemerdekan Indonesi dengan segera setelah kembali ke Jakarta. Berdasarkan
pernyataan itu, Singgih segera kembali ke Jakarta untuk menyampaikan rencana
proklamasi kepada kawan – kawannya.
Para tokoh lannya yang berada di Jakarta, yakni Ahmad
Seobardjo yang mewakili golongan tua dan Wikana yang mewakili golongan pemuda,
telah sepakat menentukan tempat dikumandangkannya proklamasi di Jakarta. Atas
kesepakatan itu kemudian Jusuf Kunto (golongan pemuda) mengantar Ahmad
Soebardjo bersama sekretaris pribadinya pergi menjemput Soekarno – Hatta. Pukul
17.30 WIB rombongan tiba di Jakarta dengan selamat. Penyusunanteks proklamasi
disepakati akan dilakukan di rumah kediaman Laksamana Tadashi Maeda. Rombongan
yang tiba di Jakarta langsung menuju urmah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan
Imam Bonjol No. 1 (sekarang Perpustakaan Nasional, Depdiknas)
b.
Penyusunan Tesk Proklamasi
Sebelum pembicaraan pembuatan naskah teks proklamasi
dimulai, Soekarno Hatta telah mengemui Mayor Jenderal Nishimura untuk menjajaki
sikapnya mengenai proklamasi kemerdekaan. Mereka ditemani oleh Laksamana
Tadashi Maeda. Singetada Nishijima, Tomegoro Yoshizumi, dan Miyoshi sebagai
penerjemah. Dalam pertemuan itu disepakati agar pemerintah Jepang tidak
menghalangi pelaksanaan proklamasi kemerdekaan yang akan dilakukan oleh rakyat
Indonesia.
Setelah pertemuan itu, Soekarno Hatta kembali ke rumah
Laksamana Tadashi Maeda untuk menyusun naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia
Miyoshi sebagai orang kepercayaan Nishimura bersama tiga tokoh pemuda, yaitu
Sukami, Soediro dan B.M Diah menyaksikan Soekarno Moh Hatta dan Ahmad Soebardjo
membahas perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Menjelang subuh,
naskah proklamasi yang masih berupa konsep yang ditulis oleh Soekarno dibacakan
dan dibahas kembali. Soekarno yang mendapat dukungan dari Moh. Hatta
menyarankan agar mereka bersama – sama menandatangani naskah proklamasi selaku
wakil bangsa Indonesia namun golongan pemuda menentangnya.
Sukarni yang mewakili golongan pemuda mengusulkan agar
yang menandatangani naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah Soekarno
Hatta atas nama bangsa Indonesia. Usul itu disetujui oleh hadirin yang ada,
Kemudian Soekarno meminta kepada Sayuti Melik untuk mengetik berita naskah itu
berdasarkan naskah hasil tulisan tanganya dengan perubahan yang telah
disetujui.
Semula pembacaan teks proklamasi akan dibacakan di
Lapangan Ikada (sekarang bagian tenggara lapangan Monumen Nasional) atas usulan
Sukarni. Namun Soekarno khawatir akan terjadi bentrokan fisik antara rakyat
Indonesia dengan tentara Jepang maka diputuskan bahwa pembacaan teks proklamasi
kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan di rumah kediaman Soekarno, yakni jalan
Pegangasaan Timur No. 56 Jakarta pada hari Jum’at tanggal 17 Agustus 1945 pukul
10.00 wib
c.
Detik – Detik Proklamasi
Pada 17 Agustus 1945 menjelang fajar, teks proklamasi
telah diketik dan siap dibacakan. Dalam suasana pagi, para pemimpin bangsa
Indonesia masing – masing meninggalkan rumah Laksamana Tdashi maeda. Mereka
pulang ke rumah masing – masing untuk mempersiapkan diri dan menuju rumah kediaman
Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (sekarang Jalan Proklamasi,
Gedng Perintis Kemerdekaan) tepat pukul 10.30 wib.
Namun, tanpa diduga pada hari itu yang bertepatan dengan
bulan Suci Ramadhan, barisan pemuda berbondong – bondong datang ke Lapangan
Ikada. Pihak Jepang telah mengetahui kegiatan para pemuda pada
malam perumusan teks Proklamasi. Tentara Jepang berusaha untuk
menghalang – halanginya dengan menjaga Lapangan Ikada.
Pemimpin Barisan Pelopor, Sudiro melaporkan keadaan
tersebut kepada dr.Muwardi (Kepala Keamanan Soekarno) Ia mendapat penjelasan,
bahwa proklamasi tidak dilaksanakan di Lapangan Ikada, tetapi di depan rumah
kediaman Soekarno. Sudiro segera kembali ke lapangan Ikada untuk memberitahukan
anak buahnya.
Sejak pagi hari, rumah Soekarno dipadati oleh massa
pemuda. Mereka berbaris untuk menjaga keamanan upacara pembacaan proklamasi,
dr. Muwardi meminta kepada beberapa orang anak buahnya untuk berjaga – jaga di
sekitar rumah Soekarno dan juga dibantu pasukan yang dipimpin Cudanco Arifin
Abdurahman.
Para pemimpin bangsa Indonesia menjelang Pukul. 10.00
telah berdatangan ke Pegangangsaan Timur di antara mereka adalah :
dr. Buntaran
Martoatmodjo
Mr. Latuharhary
Anwar
Tjokroaminoto
Otto
Iskandardinata
Sam Ratulangi
Mr. Sartono
Pandu
Kartawiguna
dr. Muwardi
Mr. A. A
Maramis
Abikusno
Tjokrosuyoso
Harsono
Tjokroaminoto
Ki Hajar Dewantara
K.H Mas Mansyur
Sayuti Melik
M. Tabrani
A.K
Pringgodigdo, dll
![]() |
d.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia
Pada tanggal 17 Agustus 1945, tepat pukul 10.00 wib
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia telah dikumandangkan. Pada hari itu
pula berita proklamasi telah menyebar luas ke seluruh Jakarta, kemudian
disebarluaskan ke seluruh Indonesia. Proklamasi telah sampai di tangan Kepala
Bagian Radio dari Konter Domei (kantor berita saat pendudukan Jepang), Waidan B
Palenewen ia menerima teks dari seorang wartawan Domei bernama Syahruddin.
Waidan B. Palenewen segera memerintahkan F. Wuz untuk
menyiarkan berita Proklamasi tiga kali berturut – turut. Teks proklamasi baru
disiarkan dua kali, tentara Jepang masuk ke ruangan radio dan memerintahkan
agar penyiaran berita itu dihentikan. Waidan B Palenewen tetap memerintahkan F.
Wuz untuk terus menyiarkan setiap setengah jam sampai dengan pukul 16.00
Pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita tersebut dan
menyatakan sebagai kekeliruan.
Pada tanggal 20 Agustus 1945, Jepang menyegel pemancar
radio dan para pegawai radio dilarang masuk. Para pemuda membuat pemancar baru
dengan bantuan beberapa teknisi radio, seperti Sukarman, Sutamto, Susilahardja,
dan Suhendar. Peralatan yang dipakai untuk siaran diambil dari Kantor
Berita Domei. Peralatan itu dibawa ke rumah Waidan B. Palenewen dan sebagian ke
Menteng 31 para pemuda merakit pemancar baru dengan kode panggilan DJK I, dari
sinilah berita Proklamasi tidak terbatas lewat radio, melainkan lewat pers dan
suara selebaran. Pada tanggal 20 Agustus 1945, hampir seluruh surat kabar di
Jawa memuat berita Proklamasi dan UUD Negara Republik Indonesia. Dengan
demikian rakyat Indonesia telah bahu membahu menyebarkan berita penting dan
bersejarah itu ke seluruh Tanah Air.
2.
Peranan BPUPKI dan PPKI dalam Kemerdekaan Indonesia
a.
Pembentukan BPUPKI
Pada
bulan Juli 1944 kedudukan Jepang semakin terdesak dalam Perang Pasifik. Pasukan
jepang di Pulau Saipan jatuh ke tangan pasukan Amerika Serikat. Dengan jatuhnya
Pulau Saipan, kedudukan Jepang semakin terancam. Begitu pula di berbagai
wilayah, peperangan tentara Jepang selalu menemui kekalahan, dalam keadaan
seperti itulah, pada tanggal 9 September 1944 Perdana Menteri Koiso memberikan janji
kemerdekaan kepada rakyat Indonesia. Penyampaian janji itu bertujuan untuk
menarik simpati rakyat Indonesia agar mau membantu Jepang.
Pada
tanggal 1 Maret 1945, kekalahan jepang dalam Perang Pasifik semakin jelas,
sehingga Jenderal Kumakici Herada mengumumkan dibentuknya suatu badan khusus
yang bertugas menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yang
bernama Dokuritzu Zyunbi Coosakai atau Badan Penyelidikan Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Didirikannya
BPUPKI bertujuan untuk mempelajari dan mempersiapkan hal-hal penting mengenai
masalah tata pemerintaan Indonesia merdeka. Badan ini
beranggota 60 orang tokoh bangsa Indonesia dan 7 orang bangsa Jepang, bangsa
Jepang hanya bertugas sebagai saksi. K.R.T. Radjiman Widyodiningrat (seorang
nasionalis tua) ditunjuk sebagai ketua. Sedangkan wakil ketua adlah R. Surono
dan seorang lagi dari pihak Jepang.
Pada tanggal 29 Mei 1945, BPUPKI diresmikan yang dihadiri
oleh seluruh anggotadan dua orang pambesar militer Jepang, yaitu Panglima
Tentara Wilayah Ketujuh Jenderal Izajaki yang menguasai Jawa Serta Panglima.
Tentara Wilayah Keenambelas Jenderal Yaicio Nagano. Sidang itu berlangsung dari
tanggal 29 Mei sampai dengan 1 juni 1945.
Dalam sidang ini dibicarakan dasar filsafat Negara Indonesia
merdeka, kemudian dikenal dengan Pancasila. Tokoh-tokoh yang mengusulkan dasar
negara itu diantaranya Mr. Muh. Yamin, Prof. Dr.Soepomo, dan Soekarno. Soekarno
mengajukan lima rancangan dasar Negara Indonesia merdeka yang diberi nama
Pancasila. Kelima
rancangan dasar yang diajukan itu, adalah;
a.
Kebangsaan Indonesia.
b.
Internasionalisme atau peri
kemanusiaan.
c.
Mufakat atau demokrasi.
d.
Kesejagteraan sosial.
e.
Ketuhanan Yang Maha Esa.
b.
Pembentukan
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Setelah
persidangan pertama selesai, BPUPKI menunda persidangan hingga bulan juli 1945.
namun pada tanggal 22 juni 1945, sembilan orang anggota, yaitu:
ü Soekarno
ü Mr.Muh. Yamin
ü Mr.A.A. Maramis
ü Wachid Hasyim
ü Abikusno Tjokrosujoso
ü Moh. Hatta
ü Mr. Ahmad Soebardjo
ü Abduljahar Muzakar
ü H. Agus Salim
Membentuk
panitia sembilan atau lebih dikenal dengan sebutan Panitia Kecil. Panitia kecil
ini menghasilkan dokumen yang berisi asas dan tujuan Negara Indonesia merdeka.
Dokumen ini dikenal sebagai Piagam Jakarta. Adapun isi dari
Piagam Jakarta, adalah:
1)
Ketuhanan dengan berkewajiban
menjalankan syariat- syariat Islam bagi para pemeluknya.
2)
Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3)
Persauan
Indonesia.
4)
Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratandan perwakilan.
5)
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Piagam Jakarta kemudian ditetapkan menjadi mukadimah
Undang-Undang Dasar 1945, setelah diadakannya perubahan pada sila pertama,
yaitu “Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat-syariat Islam bagi
para pemeluknya” menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Setelah
panitia sembilan menetapkan mukadimah UUD 1945, mereka mengajukan pembentukan
PPKI sebagai pengganti BPUPKI. Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jenderal Terauchi
menyetujui pembentukan Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI)
atau Dokuritzu Zyunbi Inkai yang mengganti BPUPKI.
Pada
tanggal 9 agustus 1945, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Dr. Ratjiman
Widyodiningrat berangkat ke Saigon, Dalat (Vietnam Selatan) untuk memenuhi
panggilan Panglima Mandala Asia Tenggara Marsekal Terauchi. Ketiga tokoh bangsa
Indonesia itu dipanggil untuk membicarakan tentang kemerdekaan Indonesia yang
pelaksanaannya akan dilakukan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau
PPKI.
Dalam
sidang PPKI berhasil menyusun landasan dasar proklamasi kemerdekaan Indonesia. Landasan itu
adalah landasan dasar nasional dan landasan dasar internasional. Landasan
tersebut tercermin di dalam Pembukaan UUD 1945, sekaligus merupakan Dekralasi
Kemerdekaan Indonesia.
c.
Pengesahan UUD 1945
Pembukaan
UUD 1945 disusun dan diterima oleh Badan Penyelidik pada tanggal 16 juli 1945.
Sedangkan UUD 1945 disahkan oleh PPKI sebagai Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 18
Agustus 1945, PPKI juga memilih presiden dan wakil presiden Republic Indonesia.
Akhirnya
dipilih dan ditetapkan dalam sidang, Soekarno sebagai presiden dan Moh. Hatta sebagai wakil presiden.
Sidang
pertama PPKI ini menjadi kelanjutan sidang
BPUPKI pada tanggal 10-16 juli 1945 yang membahas masalah rancangan
Undang-Undang Dasar. PPKI melanjutkan sidangnya pada tanggal 19 Agustus 1945.
Presiden Soekarno sebelum sidang dimulai menunjuk Mr. Ahmad Soebardjo, Sutardjo
Kartohadikusumo, dan Mr. Kasman untuk membentuk panitia kecil. Panitia kecil
itu menunjuk Otto Iskandardinata sebagai ketua untuk membicarakan bentuk
departemen. Kemudian rapat menghasilkan keputusan, sebagai berikut:
Republic
Indonesia dibagi
menjadi 8 provinsi yang masing-masing dipimpin oleh seorang Gubernur, yaitu:
1.
Sumatera
: Teuku Mohammad Hasan
2.
Jawa Barat
: Sutardjo Kartohadikusumo
3.
Jawa
Tengah : R. Panji Suroso
4.
Jawa
Timur : R.M. Suryo
5.
Sunda Kecil : Mr.I Gusti Ketut Puja (Nusa Tenggara)
6.
Maluku
: Mr. J. Latuharhary
7.
Sulawesi
: Dr. G.S.S.J. Ratulangi
8.
Kalimantan
: Ir. Pangeran Mohammad Noor
Pada
malam hari tanggal 19 Agustus 1945, diadakan pertemuan untuk memilih
orang-orang yang akan diangkat menjadi anggota KNIP (Komite Nasional Indonesia
Pusat). Komite ini bertugas membantu presiden sebelum MPR
(Majelis Permusyawaratan Rakyat) dan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) terbentuk.
Dalam sidang tanggal 19 Agustus, Ahmad Soebardjo sebagai
ketua Panitia Kecil menyampaikan laporannya. Panitia tersebut mengusulkan pembentukan 13 Kementerian.
Adapun
para menteri yang ditunjuk itu adalah:
1.
Menteri Dalam Negeri : R.A.A. Wiranata Kusumah
2.
Menteri Luar
Negeri : Mr. Ahmad
Soebardjo
3.
Menteri Keuangan : Mr.A.A. Maranis
4.
Menteri
Kehakiman : Prof.Mr.Dr.
Supomo
5.
Menteri
Kemakmuran : Ir. Surahman
T. Adisurjo
6.
Menteri Keamanan Rakyat : Supriyadi
7.
Menteri Kesehatan : Dr. Buntaran
Martoatmodjo
8.
Menteri Pengajaran : Ki Hajar Dewantara
9.
Menteri Penerapan : Mr. Amir Syarifuddin
10. Menteri Sosial : Mr. Iwa Kusuma
Sumantri
11.
Menteri Pekerjaan Umum : Abikusno Cokrosujoso
12.
Menteri Penghbungan (a.i) : Abikusno Cokrosujoso
13.
Menteri Menteri Negara : Wachid Hasyim
14.
Menteri Negara : Dr.M. Amir
15.
Menteri Negara : Mr.R.M Sartono
16.
Menteri Negara : R.Otto
Iskandardinata
Pada
tanggal 22 Agustus 1945, rapat PPKI dipimpin oleh Wakil Presiden Republik
Indonesia menghasilkan keputusan, sebagai berikut:
a)
KNI
(Komite Nasional Indonesia) adalah badan yang akan berfungsi sebagai Dewan
Perwakilan Rakyat sebelum pemilihan umum diselenggarakan dan disusun dari
tingkat pusat hingga daerah.
b)
PNI
(Partai Nasional Indonesia) dirancang menjadi Partai Tunggal Negara Republik
Indonesia namun dibatalkan.
c)
BKR
(Badan Keamanan Rakyat) berfungsi sebagai penjaga keamanan umum bagi masing –
masing daerah.
Pada tanggal 3 Nopember 1945 pemerintah mengeluarkan
Maklumat Politik yang ditandatangani oleh wakil presiden. Isinya adalah :
1)
Pemerintah menghendaki berdirinya
partai politik karena partai – partai tersebut dapat membuka jalan bagi segala
aliran atau paham yang ada dalam masyarakat.
2)
Pemerintah berharap supaya partai –
partai politik itu telah tersusun sebelum dilaksanakan pemilihan anggota Badan
Perwakilan Rakyat pada Januari 1946
Sejak dikeluarkannya Maklumat Politik maka banyak partai
berdiri, yaitu :
1.
Masyumi
2.
PNI (Partai Nasional Indonesia)
3.
PBI (Partai Buruh Indonesia)
4.
PKI (Partai Komunis Indonesia)
5.
Partai Katolik
6.
Partai Kristen
7.
Partai Rakyat Sosialis
Pada tanggal 23 Agustus 1945, Presiden Soekarno berpidato
lewat radio menyatakan pembentukan tiga badan baru, yaitu Komite Nasional
Indonesia (KNI) Partai Nasional Indonesia (PNI), dan Badan Keamanan Rakyat
(BKR).
Dengan demikian, Badan Penyelidik Usaha – usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibentuk sebelum proklamasi kemerdekaan,
bertugas untuk menyelidiki usaha – usaha persiapan kemerdekaan indonesia,
menjelang kemerdekaan Indonesia, dibentuk PPKI atau Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia. Panitia ini bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia. Panitia ini juga bertugas sebelum terbenuknya MPR dan DPR.
3. Garis Waktu Peristiwa Menjelang
Proklamasi
Perjuangan
bangsa Indonesia untuk mencapai proklamasi kemerdekaan telah dilakukan oleh
seluruh bangsa Indonesia. Perjuangan dipelopori oleh para cendikiawan atau kaum
terpelajar dari golongan pemuda dan golongan tua. Mereka berjuang bahu membahu,
tanpa mengenal lelah dan tanpa mengenal balas jasa serta kedudukan tinggi.
Perjuangan
bangsa Indonesia dimulai sejak pertama kali bangsa Portugis menginjakkan
kakinya di bumi Nusantara, namun hal yang paling penting dalam perjuangan itu
adalah detik – detik sebelum dan sesudah kemerdekaan. Pada saat itu, bangsa
Indonesia telah mengalami peristiwa bersejarah yang telah mengubah kehidupan
bangsa Indonesia untuk menentukan nasbi bangsa Indonesia sendiri.
Peristiwa
bersejarah itu dapat dilukiskan dalam garis waktu atau uraian peristiwa dalam
tabel, sebagai berikut :
Tanggal
|
Peristiwa
|
Juli 1944
|
Jepang jatuh ke tangan pasukan Amerika Serikat di Pulau
Saipan
|
9 September 1944
|
Perdana Menteri Koiso menjanjikan kemerdekaan kepada
rakyat Indonesia
|
1 Maret 1945
|
Jenderal Kurnakici Herada mengumumkan dibentuknya
Dokuritzu Zyunbi Coosakai atau badan Penyelidik Usaha – usaha persiapan
kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
|
29 Mei 1945
|
BPUPKI diresmikan
|
29 Mei – 1 Juni 1945
|
Sidang BPUPKI membicarakan dasar fisafat negara
Indonesia merdeka, dikenal dengan Pancasila
|
29 Mei 1945
|
Mr. Muh Yamin mengajukan lima rancangan dasar negara
Indonesia merdeka
|
31 Mei 1945
|
Prof. Dr. Supomo mengajukan lima rancangan dasar negara
Indonesia Merdeka
|
1 Juni 1945
|
Soekarno mengajukan lima rancangan dasar negara
Indonesia merdeka yang diberi nama Pancasila
|
22 Juni 1945
|
Pembentuk
PPKI beranggotakan 9 orang yatu Soekarno, Moh, Hatta, Mr, Muh Yamin. Mr Ahmad
Soebardjo, Wachid Hasyim, H. Agus Salim dan Abikusno Tjokrosujoso
Panitia
Sembilan menghasilkan Piagam Jakarta
Piagam
Jakarta ditetapkan menjadi Mukadimah UUD 1945, setelah perubahan pada
sila pertama
|
7 Agusuts 1945
|
Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan PPKI atau
Dokuritzu Zyunbi Inkai menggantikan BPUPKI
|
9 Agustus 1945
|
Seokarno,
Moh. Hatta an Radjiman Widyodiningrat berangkat ke Saigon, Dalat (Vietnam
Selatan) atas undangan Panglima Mandala Asia Tenggara Marsekal Terauchi
PPKI dibentuk
terdiri dari 21 orang dengan ketuanya adalah Ir. Soekarno dan Wakil Ketua
Drs. Moh Hatta Keanggotaan PPKI menjadi 27 orang
|
14 Agustus 1945
|
Jepang
menyerah tanpa syarat kepada sekutu
|
15 Agustus 1945
|
Para pemuda
Indonesia mengetahui kekalahan Jepang melalui siaran radio BBC di Bandung
Soekarno
Hatta kembali ke Jakarta dari Dalat / Saigon Vietnam Selatan
Golongan
pemuda mendesak kepada golongan tua agar segera memproklamasikan kemerdekaan.
Tetapi ditolak oleh Soekarno
|
16 Agustus 1945
|
Golongan
pemuda mengamankan Soekarno dan Hattta ke Rengasdengklok
Soekarno dan
Hatta kembali ke Jakarta setelah ada jaminan bahwa prokmalasi akan
dilaksananak segera di Jakarta.
Ahmad
Soebardjo menjamin bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan di Jakarta
Rombongan
Soekarno menuju rumah Laksamana Laut Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1
untuk menyusun teks proklamasi kemerdekaan.
|
17 Agustus 1945
|
Pembacaan
teks proklamasi kemerdekaan Indonesia di rumah Soekarno di Jalan Pegangsan
Timur No 56 Jakarta Pada pukul 10.00 wib
Berita
proklamasi telah tersebar di Ibukota Jakarta dan sekitarnya, melalui pemancar
siaran radio Domei, Pamflet, dan lain – lain
|
18 Agustus 1945
|
UUD 1945
Disahkan Oleh PPKI Sebagai Undang – Undang Dasar Negera Republik Indonesia
PPKI memilih
presiden dan wakil presiden, Soekanro sebagai preside dan Moh. Hatta sebagai
wakil presiden.
|
19 Agustus 1945
|
Membentuk
panitia kecil yang terdiri dari Mr. Ahmad Soebardjo, Sutarjo Kartohadikusumo,
dan Mr. Kasman dan menunjuk Otto Iskandardinata sebagai ketua untuk
membicarakan bentuk departeman
Pemilihan 60
orang anggota KNIP (Komite Nasinal Indonesia Pusat). Komite ini bertugas
membantu presiden sebelum MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) dan DPR (Dewan
Perwakilan Rakyat) terbentuk
Mr. Ahmad
Soebardjo mengusulkan pembentukan 13 Menteri
|
20 Agustus 1945
|
Jepang
menyegel pemancar radio Domei
Para pemuda
memindahkan siaran ke Jalan Menteng No. 31
Hampir
seluruh surat kabar di Jawa memuat berita proklamasi dan UUD Negara Republik
Indonesia
|
22 Agustus 1945
|
Rapat PPKI
dipimpin oleh Wakil Presiden Republik Indonesia
|
23 Agustus 1945
|
Pidato
Presiden Soekarno dalam pembentukan Komite Nasional Indonesia (KNI) Partai
Nasional Indonesia (PNI), dan Badan Keamanan Rakyat (BKR)
|
25 Agustus 1945
|
Pemerintah
mengumumkan terbentuknya KNIP yang diketahui oleh Kasman Singodimedjo, dan
beranggotakan sebanyak 236 orang
|
29 Agustus 1945
|
Pelantikan
anggota KNIP
|
16 Oktober 1945
|
Wakil
presiden mengeluarkan keputusan presiden No X
|
3 Nopember 1945
|
Pemerintah
mengeluarkan maklumat politik yang ditanda tangani oleh wakil presiden
|
25-26 Nopember 1945
|
Sultan Syahrir
mengesahkan pekerjaan yang telah 1945 dilakukan oleh badan pekerja
|
B.
Tokoh – Tokoh Penting Sekitar
Proklamasi
1.
Soekarno
Soekarno adalah Presiden Pertama Republik Indonesia, ia
berjuang tanpa mengenal lelah dan tanpa mengharapkan balas jasa dari siapapun. Soekarno yang
lebih dikenal dengan sebutan Bung Karno, sangat berperan dalam detik – detik
proklamasi kemerdekaan. Ia didampingi oleh Moh. Hatta membacakan teks
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, tepat
pada pukul 10.00 wib, di Jalan Peganggsaan Timur No. 56 Jakarta.
Soekarno yang mewajili golongan tua dan mendapat simpati
dari seluruh golongan, berusaha sekuat tenaga bersama – sama dengan tokoh
bangsa lainnya untuk mewujudkan proklamasi kemerdekaan. Dia beranggapan bahwa
kemerdekaan itu harus dilaksanakan melalui revolusi secara terorganisasi.
Pihaknya menginginkan pembicaraan pelaksanaan proklamasi Indonesia jatuh pada
tanggal 18 Agustus 1945 seperti yang telah disepakati bersama pimpinan bala
tentara Jepang di Dalat, Vietnam Selatan.
Soekarno teap pada pendirinya, untuk tidak menyetujui
usulan golongan pemuda. Golongan pemuda pun mengamankan Soekarno dengan
membanya ke Rengasdengklok. Golongan pemuda membawa Seokarno ke luar kota
Jakarta, untuk menjauhkanya dari pengaruh Jepang. Namun keteguhannya akhirnya
luluh setelah berbicara dengan Shodanco Singgih. Soekarno mengatakan akan
secepatnya mengumandakngkan proklamasi kemerdekaan setelah tiba di Jakarta.
Shodanco Singgih tanpa ragu langsung menuju Jakarta untuk mengabarkan berita
penting tersebut. Soekarno dan Moh. Hatta pun akhirnya kembali ke Jakarta dan
langsung menuju kediaman Laksamana Tadashi Maeda. Di rumah Laksamana Tadashi
Maeda para tokoh bangsa Indonesia yang dipimpin oleh Soekarno mulai menyusun
teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Soekarno menulis dalam secarik kertas
dan dibantu oleh Moh. Hatta serta Ahmad Soebardjo menyumbang saran secara
lisan. Dari hasil pembicaraan mereka bertiga, akhirnya teks proklamasi itu pun
berhasil disusun dan disetujui oleh hadirin yang menyaksikan.
Kemudian Soekarno meminta kepada Sayuti Melik untuk
mengetik teks itu. Setelah teks proklamasi selesai diketik, Soekarno dan Hatta
Mengusulkan agar teks itu ditanda tangani oleh para hadirin yang hadir. Sukarni
dari golongan pemuda mengusulkan agar teks proklamasi itu ditanda tangani oleh
Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia. Keputusan itupun akhirnya
disepakati dan teks ditanda tangani oleh Soekarno dan Hatta.
2. Mohammad Hatta
Moh. Hatta adalah wakil presiden pertama Republik
Indonesia. Dia dikenal sebagai seorang pemimpin yang disiplin, tegas, taat
beragama dan sederhana. Tidak seperti Seokarno, Hatta mempunyai pendapat lain
tentang kemerdekaan Indonesia. Hatta berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia
datangnya dari pemerintah Jepang atau dari hasil perjuangan Bangsa Indonesia
sendiri, tidak perlu dipersoalkan karena Jepang sudah kalah dan yang perlu
dihadapi adalah Sekutu yang berusaha mengembalikan kekuatna Belanda ke Indonesia.
Tetapi Hatta tidak berhasil membujuk Soekarno untuk meluluskan permintaan
golongan pemuda. Dengan demikian, Hatta pun diamankan oleh para golongan
pemuda ke Rengasdengklok.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, M Hatta mendampingi
Soekarno memproklamirkan Indonesia Merdeka, maka M Hatta dan Soekarno disebut
Bapak Prokmalator. Di samping itu M Hatta dijuluki juga sebagai bapak Koperasi
karena pemikirannya tentang prekonomian rakyat yaitu koperasi.
3. Ahmad Seobardjo
Ahmad Soebardjo adalah seorang yang berpran dalam
mewujudkan Inodonesia merdeka, Ia lahir di Karawang (Jawa Barat) tanggal 24
Maret 1896 tahun 1933 , ia menyelesaikan kulianya di Universitas Leiden,
jurusan hukum, sebagai pengacara, ia juga bekerja di angkatan laut
Jepang.
Pada saat Soekarno dan Hatta diculik oleh para pemuda.
Ahmad Soebardjo yang berada di Jakarta berhasil menyakinkan Wikana dari
golongan pemuda, bahwa proklamasi kemerdekaan akan segera dilaksanakan di
Jakarta dengan adanya kesepakatan itu maka Jusuf Kunto dari golongan pemuda,
bersedia mengatar Amad Soebardjo pergi mejemput Soekarno dan Hatta yang berada
di Rengasdengklok, Ahmad Seobardjo memberi jaminan dengan taruhan nyawa, bahwa
proklamasi kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945 selambat –
lambatnya pukul 12.00 wib dengan adanya jaminan itu maka Kompi PETA setempat,
yakni Sudanco Subeno melepaskan Soekarno dan Moh. Hatta.
Ahmad Soebardjo bersama Moh. Hatta mendampingi Soekarno
yang sedang menyusun teks proklamasi. Beliau pun turut menyumbangkan saran
secara lisan dalam penyusunan teks proklamasi itu.
4. Fatmawati
Soekarno
Fatmawati Soekarno aalah istrid ari Soekarno ia berasal
dari Bengkulu Ayahnya bernama Hassan Din dan Ibunya Siti Khatidjah, sewaktu
masih berusia empat tahun, Fatmawati pernah diramal akn mendapatkan jodoh orang
berkedududukan tinggi, namun hal itu tidak dipercaya kedua orang tuanya. Pada
saat Fatmawati berumur 13 tahun, ayahnya meminta dia untuk tinggal dikediaman
keluarga Soekarno. Di sana ia bersama Ratna Djuam, kemenakan IbuInggit Garnasih
Istri Soekarno Pertama, bersama – sama menuntut Ilmu di sekolah Katolik.
Tanpa terduga, Soekarno meminangnya. Asalannya karena
Soekarno bleum mendapatkan keturunan dari 18 tahun perkawinannya dengan Inggit
Garnasih. Fatmawati bersedia menerima pinganannya itu. Akhirnya pda tahun 1943
Fatmawati dan Soekarno menikah, usia Soekarno ketika itu 40 tahun dan Fatmawati
19 tahun
Menjelang Proklamasi kemerdekaan, ketika Soekarno dan
Moh. Hatta diculik ke Rengasdengklok. Fatmawati dan Guntur menyertainya. Guntur
adalah anak pertama Soekarno dan Fatmawati, waktu Guntur masih bayi, bendera
yang dikibarkan di halaman rumah Soekarno di jalan Pegangasaan Timur Nomor 56
dijahit oleh Fatmawati, Bendera itu sekarang dijadikan bendera pusaka.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kemerdekaan
Indonesia bukanlah pemberian dari Jepang melainkan hasil perjuangan dan kerja
keras bangsa Indonesia.
Sepatutnyalah
kita sebagai penerus bangsa Indonesia untuk terus melanjutkan kehidupan
Indonesia dengan tetap menjaga keutuhan bangsa Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
Sources :
*Mustopo, Prof. Dr. M. Habib (2011). "Sejarah 2 SMA Kelas XI Program IPA". Penerbit Yudhistira
*jakarta.go.id
*langkahawal-its.blogspot.com
*sistempemerintahindonesia.blogspot.com
*jamarisonline.blogspot.com
*mautahusejarah.blogspot.com
*arifuddinali.blogspot.com
*wikipedia.com
*javalaw-bmg.blogspot.com
*blackjack2000.wordpress.com
*www.lamar-kerja.com
*merdeka.com
*rosodaras.wordpress.com
*Mustopo, Prof. Dr. M. Habib (2011). "Sejarah 2 SMA Kelas XI Program IPA". Penerbit Yudhistira
*jakarta.go.id
*langkahawal-its.blogspot.com
*sistempemerintahindonesia.blogspot.com
*jamarisonline.blogspot.com
*mautahusejarah.blogspot.com
*arifuddinali.blogspot.com
*wikipedia.com
*javalaw-bmg.blogspot.com
*blackjack2000.wordpress.com
*www.lamar-kerja.com
*merdeka.com
*rosodaras.wordpress.com
Indonesian-persons.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)